Patologi Cairan Amnion Korioamnionitis

PATHOLOGY OF AMNIOTIC FLUID
CHORIOAMNIONITIS
Korioamnionitis atau infeksi intra amnion adalah peradangan akut pada membran dan korion pada plasenta. Dalam kondisi ini, bakteri menginfeksi korion dan amnion (selaput yang mengelilingi janin) dan cairan ketuban (di mana janin mengapung). Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan janin.
ETIOLOGY
Dari PROM kemudian infeksi bakteri secara ascending
UTI
Bacterial vaginosis (infeksi pada vagina)
Infeksi secara anterograde dari perineum kemudian masuk melalui tuba fallopi
Biasanya mikroorganisme yang menyebabkan chorioamnionitis adalah E. Coli, bakteri streptococcus grup B, serta bakteri anaerob.

RISK FACTORS:
• Persalinan prematur
• Nulliparity
• Adanya meconium di cairan ketuban
• Pemantauan janin atau uterus secara internal
• Adanya patogen saluran kelamin (penyakit menular seksual atau vaginosis bakteri, kelompok B streptokokus)
• Pemeriksaan digital beberapa kali saat persalinan pada wanita dengan membran rupture
• Persalinan yang lama
• Membran rupture pada waktu yang lama

SIGNS & SYMPTOMS
Meskipun korioamnionitis tidak selalu menimbulkan gejala, beberapa wanita dengan infeksi mungkin memiliki signs & symptoms berikut ini:
• Suhu > 38oC
• Berkeringat
• WBC count> 15.000 sel / uL
• Uterine tenderness
• Bau busuk pada air ketuban atau cairan vagina
• Tachycardia pada maternal (denyut jantung> 100 bpm)
• Tachycardia pada janin (denyut jantung> 160 bpm)

PATGEN-PATFIS
Patogenesis korioamnionitis ditandai dengan perjalanan infectious organisms ke chorioamnion dan / atau umbilical cord. Kehadiran agen infeksi di chorioamnion tersebut menimbulkan respon inflamasi ibu dan janin yang ditandai dengan pelepasan mediator seperti prostaglandin yang menyebabkan fever, bradykinin yg menyebabkan pain dan thromboxane A2 dan prostaglandin F2α yang menyebabkan tachycardia. Kemudian terjadi juga proses migrasi leukosit sehingga terdapat leukosit di cairan amnionnya. Eksudasi cairan juga cell debris menyebabkan amniotic fluid menjadi keruh dan berbau.

ABNORMALITAS PADA VOLUME CAIRAN AMNION
Normal volume of amniotic fluid





Cara pengukuran
Menggunakan Amniotic Fluid Index (AFI). Cara pengukurannya adalah bagi perut menjadi 4kuardran, kemudian dengan menggunakan USG ukur panjang pocket (space kosong antara tubuh fetus dan membran) yang paling dalam dari masing-masing kuadran. Kemudian jumlahkan.









Normal value: 9-25cm
Polyhydramnion: >25cm
Oligohydramnion: < 5cm

POLYHYDRAMNION (HYDRAMNION)
Yaitu cairan amnion yang terlalu banyak (lebih dari 2000cc). Hidramnion biasanya terjadi pada:
a. Cacat janin terutama pada anesefal dan atresia esofagus
b. Kehamilan kembar
c. Beberapa penyakit seperti diabetes, preeklampsi, eklampsi dan eritroblastosis fetalis.

ETIOLOGY
Etiologi dari hidramnion belum jelas. Sekitar setengah dari total kasus hidramnion merupakan idiopathy. Namun secara teori hidramnion bisa terjadi karena:
1. Produksi air ketuban bertambah
2. Pengaliran air ketuban terganggu

PATGEN
Produksi air ketuban bertambah
Walaupun pada awalnya air ketuban dihasilkan oleh epitel amnion, sebagian besar porsi volume dari air ketubah juga berasal dari urin fetus. Pada kasus anesefal, diduga hidramnion terjadi karena transudasi cairan dari selaput otak yang masuk ke dalam ruangan amnion.
Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan digantikan dengan yang baru. Salah satu jalan pengalirannya adalah dengan cara ditelan oleh fetus, kemudian diabsorpsi usus dan dialirkan ke placenta dan masuk ke dalam peredaran darah ibu. Pada kasus anesefal dan atresia esofagus, jalur penelanan fetus terganggu sehingga cairan ketuban tidak bisa keluar sedangkan produksinya tetap.

Kasus pada multipara
Jika terjadi twin-twin transfusion syndome dimana donor kembar mengalirkan darah kepada kembar penerima. Kembar penerima mengalami cardiac hyperthropy sehingga urine outpunya lebih banyak. Karena banyak mengeluarkan urin, volume air ketubannya juga bertambah banyak.

PATFIS
Bertambahnya cairan ketuban menyebabkan uterus ikut membesar. Tekanan dari uterus yang membesar menyebabkan rasa sesak pada ibu. Regangan rahim menyebabkan rasa nyeri. Tekanan pada pembuluh darah terkadang menyebabkan edema pada lower extremities, vulva dan abdominal wall. Tebalnya cairan ketuban juga menyebabkan fetus sulit untuk dipalpasi dan sulit untuk mendengar detak jantung bayi dari luar.

KOMPLIKASI
Hidramnion dapat menyebabkan solusio plasenta, inersia uteri juga pendarahan pascapersalinan.

OLIGOHYDRAMNION
Yaitu cairan ketuban yang terlalu sedikit (kurang dari 500mL)

ETIOLOGI
Biasanya oligohidramnion terjadi karena fetal anuria. Fetal anuria bisa terjadi karena adanya obstruksi fetal urinary tract juga jika ada cacat pada saar pembentukan ginjal.

SIGNS & SYMPTOMS
Rahim lebih kecil dari usia kehamilan
FHR sudah terdengar sebelum 5 bulan kehamilan
Terasa nyeri saat adanya fetal movement

KOMPLIKASI
Cacat bayi
Fetal growth restriction
Preterm birth
Abnormalitas ginjal
Dapat terjadi pelekatan antara kulit janin dan amnion sehingga terdapat organ yang terperangkap. Hal ini dapat menyebabkan amputasi.
Tidak ada pelindung janin dari trauma, jadi ketika janin mendapat tekanan langsung dari luar dapat menyebabkan deformitas muskuloskeletal
Pulmonary hypoplasia
Jika ada tekanan pada daerah thoracic, dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan dada dan paru-paru. Sehingga pada kasus oligohidramnion sering terdapat paru-paru janin yang lebih kecil.


Komentar