Aku gk tau apakah ada orang di dunia ini yang tidak sedih ketika salah satu atau kedua orang tuanya meninggal dunia (mungkin ada yaaa).
Apa sih yang dirasakan ketika kehilangan ibu/ayah atau bahkan keduanya? Mungkin bagi orang yang keluarganya masih utuh baru membayangkannya saja sudah sedih, apalagi mengalaminya?
Aku baru saja nonton film jepang yang berjudul '.....' Salahsatu tokohnya kehilangan ibunya dan saat itupun dia sangat terpuruk hingga lupa untuk tersenyum. Banyak film/anime jepang yang menceritakan kematian seseorang yang dapat membuat terpuruk keluarga/teman yang ditinggalkan sangat terpuruk berbulan2 bahkan bertahun2.
Emang apa sih yang dirasakan saat orang terkasihmu meninggal dunia?
Aku pernah merasakannya bahkan 2x.
Waktu aku menuju kelas 6sd (11thn) orang terkasihku, orang yg bisa dibilang paling dekat denganku, yg selalu memanjakan aku beliau meninggal dunia.
Saat itu beliau meninggal akibat serangan stroke, SETAUku beliau tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, tapi entahlah mungkin aku saja yang tidak tau.
Selasa July 2007 ketika beliau sedang memikul kayu2 besar untuk dijadikan bahan membuat lemari (ya memang dia adalah pembuat lemari dan perabotan rumah dari kayu) dia tiba2 merasa pusing yang tak tertahankan. (Kenapa saat itu dia memikul kayu? Bukankan biasanya beli kayu dan dianterin ya? *entahlah, next).
Karna sangat pusing, ahirnya beliau pulang ke rumah kemudian sakit kepalanya langsung di pijit, karna masih sakit kepala ahirnya memanggil mantri (karna saat itu hanya mantri yang bisa menerima panggilan pasien ke rumah, lagian dokter itu lumayan jauh).
Saat diperiksa tekanan darahnya normal, dan diberikan obat pereda sakit seperti biasa.
Malampun tiba, aku dan beliau sempat bercanda aku selalu menjahilinya ketika hendak tidur dengan menggelitikinya ato yang lainnya. Kemudian aku tidur duluan, beliau kalo tidur biasanya mendengkur hehehe.
Rabu pagi menjelang fajar, seperti biasa dia pasti dibangunkan untuk solat subuh namun dan beliau masih terlelap dalam tidurnya diiringi dengkuran itu, namun demi kewajibannya ahirnya lagi2 dan lagi dibangunkan untuk solat subuh, dan dengkuran itu tak kunjung henti bahkan tak ada respon selain sebuah dengkuran, kita mulai panik dan benar saja saat mulutnya dibuka lidahnya sudah sedikit menjorok kedalam.
Keluargaku mulai panik sekitar pukul 6 akhirnya dibawa kesalah satu rumah sakit milik pemerintah di kotaku, tak luput keluargaku menelfon kakaku yg baru saja selesai dinas malam sebagai perawat di salah satu rs.swasta di kota tetangga.
Setibanya di rs.umum beliau masih belum siuman dan bahkan belum dipasang apa2 kecuali infusan (katanya siih, soalnya aku tidak ikut karna katanya aku masih kecil jadi jangan ikut). Dan pihak rumah sakit malah meminta keluarga kami untuk membayar pendaftaran terlebih dahulu, 'katanya' sih sekitar 1jt lebih entahlah lebihnya berapa. Tak lama kemudian kaka aku yg dari kota tetanggapun datang kemudian dengan masih memakai seragam perawatnya kaka aku mendorong brankar pasien untuk menemui dokter namun salah satu perawat disana menahannya dan berbicara kpd kaka saya 'mba, mbakan juga perawat seharusnya mba tau prosedurnya gmna' setengah menangir kakaku bilang iya, kemudian keluargakupun membayarnya, tapii beliau masih belum ada tindak lanjut juga. Akhirnya salah satu dokter atasan di rumahsakit tempat kakaku bekerja menyuruhnya untuk membawa beliau ke rs tempat kakaku bekerja, selain mendapat potongan harga juga rumah sakitnya bagus.
Mencekam dan mengharukan memang, aku pikir cerita2 seperti itu hanya ada dalam sinetron ternyata di dunia nyata, saat itu impianku menjadi dokter musnah karna kecewa dengan pelayanannya.
Setibanya di rumah sakit tempat kakaku bekerja, cukup jauh memang karna kejebak macet yaa namanya juga planet luar -.- beliau LANGSUNG mendapat tindakan medis dan segera dipindahkan ke ruang ICU dan di CTscan untuk menegakkan diagnosis, dan yaaa HEMORRAGIC STROKE, awalnya pihak dokter menyarankan operasi, namun dokter juga menjelaskan tingkat keberhasilan operasinya sangat sedikit melihat kondisinya yg cukup parah, dan keluargaku memutuskan untuk tidak mengoprasinya mungkin pertama dilihat tingkat keberhasilannya sangat kecil untuk hidup dan kedua dilihat keberlangsungan hidupnya jika memang beliau hidup.
Malam itu aku yang masih kecil ini bersama paman dan bibiku melihat keadaannya di rumah sakit, itu pertamakalinya aku ke ruang ICU, ruangannya ketat hanya siperbolehkan 2orang untuk masuk dan menggunakan pakaian dan sandal khusus agar pasien tidak tertular bakteri2 luar yang menempel di pakaianku.
Aku menghampirinya dan melihat keadaannya, yang pertama aku lihat adalah wajahnya dan aku lihat matanya mengeluarkan airmata, aku tidak tahu menahu dia sakit apa dan kenapa, yg aku tahu dia saat itu adalah dia belum sadarkan diri sekujur tunuhnya ditempel alat2 medis akupun gk tau apa fungsinya, pandanganku sedikit melihat kearah monitor berbunyi 'nit nit nit' di layar itu ada garis yg tidak lur dan tidak bengkok, garis yg bergerak dan berbentuk seperti rumput itu, yg di sinetron jika garis itu sampai lurus artinya pasien meninggal dunia, aku juga melihat mulutnya yang dimasukkan sejenis tabung, aku mulai bertanya ke kakaku itu alat apa dan apa, yaa memang aku itu anak yang suka sekali bertanya.
Tak lama kemudian, aku paman bibi dan sepupuku memutuskan untuk pulang kerumah, hanya secercah harapan dan doa yang bisa aku panjatkan kepadanya.
2km menuju rumah mobil kami di jegat oleh saudaraku, ditanya kabar yg di rumahsakit gimana, dan disitu pula aku tahu kabar meninggalnya beliau. Seketika seisi mobil menjerit dan menangis KECUALI AKU.
Setibanya dirumah, rumahku yang semula sempit karna lemari menjadi diperluas, kemudian mulai banyak kursi yang biasa dipake acara pengajian disiapkan, yang semula lampunya tidak terlalu terang dipasang lampu neon panjang yang terang, tikar2 mulai di gelar, dan di pojok ruang tamu telah disiapkan kasur, sarung serta kain putih transparan.
Dan dirumah ramai sekali orang, ada orang yang bersiap2 maupun yang menangis tersedu2 sanak saudara, dan mereka memelukku. Akupun bingung apakah aku harus menangis atau aku harus bagaimana, akupun bingung aku anak kecil 11th yg seharusnya sudah mengerti apa arti hal tersebut, aku hanya diam tanpa kata.
Kemudian mobil jenazah pun tiba beserta rombongan, jenazah langsung ditempatkan di atas kasur di ruang tamu itu, dan langsung diselimuti kain sarung serta wajahnya yg ditutupi kain putih transparan itu, sanak dan saudara yang disana makin terisak tangisnya bahkan pasangan beliau (almarhum) histeris berteriak kemudian pingsan, kemudian sadar dan histeris lagi kemudian pingsan lagi, aku melihat dari kejauhan wajah pucat itu yg tak berani ku memandangnya, puluhan atau mungkin ratusan ayat al-Quran mengalun selalu disampingnya yang dibacakan oleh sanak saudara, kemudian aku tidur.
Tengah malam ku terbangun, semua orng juga tertidur meski ada juga yang belum tidur, perhatianku tertuju pada seseorang yg belum tidur, ia memakai pakaian solat dan memeluk jenazah tersebut, aku hanya diam dan melihat apa yg dia lakukan(?) sesedih apa sih ditinggalkan orang terkasih?(?) dan akupun bertanya kepada diriku sendiri kenapa aku tidak sedih kenapa kenapa dan kenapa (?)
Pagi tiba, jenazah mulai dimandikan, akupun ikut mengguyur tubuhnya dan dipercayai jika ku membasuh mukaku dengan bekas air basuhannya niscaya aku tidak akan teringat2 wajahnya (dan itu bohong) kalo bisa sih aku tidak ingin membasuh wajahku dengan air basuhan wajahnya selain aroma minyak yg menyengat yg aku tidak suka, akupun tidak ingin jika aku bisa melupakan wajahnya, aku ingin mengingat wajahnya SELAMANYA.
Orang yg datang melayat semakin banyak, temen SD ku juga ada yg ikut ibunya untuk memberikan doa pada almarhum maupun keluarga yg ditinggalkan, yg melayatpun ada yg menangis, dan yg aku heran adalah mereka memelukku kemudian menangis saat itu aku bertanyatanya apa yg ditangisi dari diriku, APA?
Jenazah disolatkan dan dimakamkan~
*ups
Agustus 2007
Aku pergi ke rangkaian acara perkemahan, malam itu malam terakhir berkemah, sepatuku hilang sepatu yg aku sayangi hilang aku menanyakan pada semua orang dan tak ada yg mengetahuinya, aku menangis dan marah, aku menangis sejadi jadinya hingga aku memarahi semua yg ada didalam tenda termasuk guruku, aku menangis dan marah mengapa gk ada satupun yg peduli dengan aku dan gk ada yg mau membantuku mencari sepatu itu.
Seketika aku teringat almarhum, setiap aku mengikuti perkemahan dia pasti datang menjengukku mengantarku untuk pipis dan dia pulang ketika aku sudah tidur, aku heran kenapa gk ada orang yg seperti dia, TUHAAAN AKU MERINDUKANNYAAAAAAAAA!!
saat itu aku batu tersadar bahwa ia sudah tidak ada, tak ada lagi yg mengantarku kekamar kecil, tak ada yg mencarikanku sepatu, tak ada yg akan menemaniku bermain dan jalan2, tak ada orang yg bisa kujahili kucabuti bulu kumisnya jenghotnya, tak ada yg akan membantuku membuatkan pr, tak ada yg membuatkanku kuda2an kecil, takkan ada dan sampai kapanpun TAKKAN ADA YG MAMPU MENGGANTIKANNYA!
Aku kehilangannya sungguh2 kehilangannya, jadi seperti inikah rasanya kehilangan?
Sakiiitttt sedih hampa aku bagaikan tak punya harapan, orang yg selalu mensuportku membuatku yakin untuk melangkah, sekarang tidak ada.
Bagaikan memiliki 2kaki aka 2orang tua, ketika yg satu sudah tak berguna aka meninggal maka aku berpikir aku tidak bisa lari lagi, aku akan kesulitan jangankan untuk berlari berjalanpun aku kesulitan.
Aku masih punya lanjutan ceritanya tentang bagaimana rasanya tanpa ayah serta perjuanganku dan ibuku (next time yaa)
Jadi itulah rasanya ditinggalkan, kalian yg masih punya orang tua yg lengkap jangan disia2kan, jangan lawan mereka jangan bentak mereka, nurut dan berbaktilah dan selalu doakan mereka yg terbaik.
Bagi yg kehilangan salahsatu maupun kedua orang tua, i know what u feel. Jangan terpuruk dan tetap semangat! Jangan lupa doakan mereka yg terbaik.
Yg diatas adalah cerita bagaimana ayahku meninggal ya dia ayahku, aku sering menyebutnya BABAH.
Bulan ini beliau genap 9tahun meninggal.
From JULY 2007 - now (JULY 2016)
aku sekalian mohon doanya untuk mengirimkan surat al-fatihah maupun surat lainnya serta doa2 untuk beliau agar beliau ditempatkan ditempat terindah disisi-Nya. Aamiin
Untuk alm H.ROPA'I BIN KARSA al-fatihah!
Thanx 😊
Apa sih yang dirasakan ketika kehilangan ibu/ayah atau bahkan keduanya? Mungkin bagi orang yang keluarganya masih utuh baru membayangkannya saja sudah sedih, apalagi mengalaminya?
Aku baru saja nonton film jepang yang berjudul '.....' Salahsatu tokohnya kehilangan ibunya dan saat itupun dia sangat terpuruk hingga lupa untuk tersenyum. Banyak film/anime jepang yang menceritakan kematian seseorang yang dapat membuat terpuruk keluarga/teman yang ditinggalkan sangat terpuruk berbulan2 bahkan bertahun2.
Emang apa sih yang dirasakan saat orang terkasihmu meninggal dunia?
Aku pernah merasakannya bahkan 2x.
Waktu aku menuju kelas 6sd (11thn) orang terkasihku, orang yg bisa dibilang paling dekat denganku, yg selalu memanjakan aku beliau meninggal dunia.
Saat itu beliau meninggal akibat serangan stroke, SETAUku beliau tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, tapi entahlah mungkin aku saja yang tidak tau.
Selasa July 2007 ketika beliau sedang memikul kayu2 besar untuk dijadikan bahan membuat lemari (ya memang dia adalah pembuat lemari dan perabotan rumah dari kayu) dia tiba2 merasa pusing yang tak tertahankan. (Kenapa saat itu dia memikul kayu? Bukankan biasanya beli kayu dan dianterin ya? *entahlah, next).
Karna sangat pusing, ahirnya beliau pulang ke rumah kemudian sakit kepalanya langsung di pijit, karna masih sakit kepala ahirnya memanggil mantri (karna saat itu hanya mantri yang bisa menerima panggilan pasien ke rumah, lagian dokter itu lumayan jauh).
Saat diperiksa tekanan darahnya normal, dan diberikan obat pereda sakit seperti biasa.
Malampun tiba, aku dan beliau sempat bercanda aku selalu menjahilinya ketika hendak tidur dengan menggelitikinya ato yang lainnya. Kemudian aku tidur duluan, beliau kalo tidur biasanya mendengkur hehehe.
Rabu pagi menjelang fajar, seperti biasa dia pasti dibangunkan untuk solat subuh namun dan beliau masih terlelap dalam tidurnya diiringi dengkuran itu, namun demi kewajibannya ahirnya lagi2 dan lagi dibangunkan untuk solat subuh, dan dengkuran itu tak kunjung henti bahkan tak ada respon selain sebuah dengkuran, kita mulai panik dan benar saja saat mulutnya dibuka lidahnya sudah sedikit menjorok kedalam.
Keluargaku mulai panik sekitar pukul 6 akhirnya dibawa kesalah satu rumah sakit milik pemerintah di kotaku, tak luput keluargaku menelfon kakaku yg baru saja selesai dinas malam sebagai perawat di salah satu rs.swasta di kota tetangga.
Setibanya di rs.umum beliau masih belum siuman dan bahkan belum dipasang apa2 kecuali infusan (katanya siih, soalnya aku tidak ikut karna katanya aku masih kecil jadi jangan ikut). Dan pihak rumah sakit malah meminta keluarga kami untuk membayar pendaftaran terlebih dahulu, 'katanya' sih sekitar 1jt lebih entahlah lebihnya berapa. Tak lama kemudian kaka aku yg dari kota tetanggapun datang kemudian dengan masih memakai seragam perawatnya kaka aku mendorong brankar pasien untuk menemui dokter namun salah satu perawat disana menahannya dan berbicara kpd kaka saya 'mba, mbakan juga perawat seharusnya mba tau prosedurnya gmna' setengah menangir kakaku bilang iya, kemudian keluargakupun membayarnya, tapii beliau masih belum ada tindak lanjut juga. Akhirnya salah satu dokter atasan di rumahsakit tempat kakaku bekerja menyuruhnya untuk membawa beliau ke rs tempat kakaku bekerja, selain mendapat potongan harga juga rumah sakitnya bagus.
Mencekam dan mengharukan memang, aku pikir cerita2 seperti itu hanya ada dalam sinetron ternyata di dunia nyata, saat itu impianku menjadi dokter musnah karna kecewa dengan pelayanannya.
Setibanya di rumah sakit tempat kakaku bekerja, cukup jauh memang karna kejebak macet yaa namanya juga planet luar -.- beliau LANGSUNG mendapat tindakan medis dan segera dipindahkan ke ruang ICU dan di CTscan untuk menegakkan diagnosis, dan yaaa HEMORRAGIC STROKE, awalnya pihak dokter menyarankan operasi, namun dokter juga menjelaskan tingkat keberhasilan operasinya sangat sedikit melihat kondisinya yg cukup parah, dan keluargaku memutuskan untuk tidak mengoprasinya mungkin pertama dilihat tingkat keberhasilannya sangat kecil untuk hidup dan kedua dilihat keberlangsungan hidupnya jika memang beliau hidup.
Malam itu aku yang masih kecil ini bersama paman dan bibiku melihat keadaannya di rumah sakit, itu pertamakalinya aku ke ruang ICU, ruangannya ketat hanya siperbolehkan 2orang untuk masuk dan menggunakan pakaian dan sandal khusus agar pasien tidak tertular bakteri2 luar yang menempel di pakaianku.
Aku menghampirinya dan melihat keadaannya, yang pertama aku lihat adalah wajahnya dan aku lihat matanya mengeluarkan airmata, aku tidak tahu menahu dia sakit apa dan kenapa, yg aku tahu dia saat itu adalah dia belum sadarkan diri sekujur tunuhnya ditempel alat2 medis akupun gk tau apa fungsinya, pandanganku sedikit melihat kearah monitor berbunyi 'nit nit nit' di layar itu ada garis yg tidak lur dan tidak bengkok, garis yg bergerak dan berbentuk seperti rumput itu, yg di sinetron jika garis itu sampai lurus artinya pasien meninggal dunia, aku juga melihat mulutnya yang dimasukkan sejenis tabung, aku mulai bertanya ke kakaku itu alat apa dan apa, yaa memang aku itu anak yang suka sekali bertanya.
Tak lama kemudian, aku paman bibi dan sepupuku memutuskan untuk pulang kerumah, hanya secercah harapan dan doa yang bisa aku panjatkan kepadanya.
2km menuju rumah mobil kami di jegat oleh saudaraku, ditanya kabar yg di rumahsakit gimana, dan disitu pula aku tahu kabar meninggalnya beliau. Seketika seisi mobil menjerit dan menangis KECUALI AKU.
Setibanya dirumah, rumahku yang semula sempit karna lemari menjadi diperluas, kemudian mulai banyak kursi yang biasa dipake acara pengajian disiapkan, yang semula lampunya tidak terlalu terang dipasang lampu neon panjang yang terang, tikar2 mulai di gelar, dan di pojok ruang tamu telah disiapkan kasur, sarung serta kain putih transparan.
Dan dirumah ramai sekali orang, ada orang yang bersiap2 maupun yang menangis tersedu2 sanak saudara, dan mereka memelukku. Akupun bingung apakah aku harus menangis atau aku harus bagaimana, akupun bingung aku anak kecil 11th yg seharusnya sudah mengerti apa arti hal tersebut, aku hanya diam tanpa kata.
Kemudian mobil jenazah pun tiba beserta rombongan, jenazah langsung ditempatkan di atas kasur di ruang tamu itu, dan langsung diselimuti kain sarung serta wajahnya yg ditutupi kain putih transparan itu, sanak dan saudara yang disana makin terisak tangisnya bahkan pasangan beliau (almarhum) histeris berteriak kemudian pingsan, kemudian sadar dan histeris lagi kemudian pingsan lagi, aku melihat dari kejauhan wajah pucat itu yg tak berani ku memandangnya, puluhan atau mungkin ratusan ayat al-Quran mengalun selalu disampingnya yang dibacakan oleh sanak saudara, kemudian aku tidur.
Tengah malam ku terbangun, semua orng juga tertidur meski ada juga yang belum tidur, perhatianku tertuju pada seseorang yg belum tidur, ia memakai pakaian solat dan memeluk jenazah tersebut, aku hanya diam dan melihat apa yg dia lakukan(?) sesedih apa sih ditinggalkan orang terkasih?(?) dan akupun bertanya kepada diriku sendiri kenapa aku tidak sedih kenapa kenapa dan kenapa (?)
Pagi tiba, jenazah mulai dimandikan, akupun ikut mengguyur tubuhnya dan dipercayai jika ku membasuh mukaku dengan bekas air basuhannya niscaya aku tidak akan teringat2 wajahnya (dan itu bohong) kalo bisa sih aku tidak ingin membasuh wajahku dengan air basuhan wajahnya selain aroma minyak yg menyengat yg aku tidak suka, akupun tidak ingin jika aku bisa melupakan wajahnya, aku ingin mengingat wajahnya SELAMANYA.
Orang yg datang melayat semakin banyak, temen SD ku juga ada yg ikut ibunya untuk memberikan doa pada almarhum maupun keluarga yg ditinggalkan, yg melayatpun ada yg menangis, dan yg aku heran adalah mereka memelukku kemudian menangis saat itu aku bertanyatanya apa yg ditangisi dari diriku, APA?
Jenazah disolatkan dan dimakamkan~
*ups
Agustus 2007
Aku pergi ke rangkaian acara perkemahan, malam itu malam terakhir berkemah, sepatuku hilang sepatu yg aku sayangi hilang aku menanyakan pada semua orang dan tak ada yg mengetahuinya, aku menangis dan marah, aku menangis sejadi jadinya hingga aku memarahi semua yg ada didalam tenda termasuk guruku, aku menangis dan marah mengapa gk ada satupun yg peduli dengan aku dan gk ada yg mau membantuku mencari sepatu itu.
Seketika aku teringat almarhum, setiap aku mengikuti perkemahan dia pasti datang menjengukku mengantarku untuk pipis dan dia pulang ketika aku sudah tidur, aku heran kenapa gk ada orang yg seperti dia, TUHAAAN AKU MERINDUKANNYAAAAAAAAA!!
saat itu aku batu tersadar bahwa ia sudah tidak ada, tak ada lagi yg mengantarku kekamar kecil, tak ada yg mencarikanku sepatu, tak ada yg akan menemaniku bermain dan jalan2, tak ada orang yg bisa kujahili kucabuti bulu kumisnya jenghotnya, tak ada yg akan membantuku membuatkan pr, tak ada yg membuatkanku kuda2an kecil, takkan ada dan sampai kapanpun TAKKAN ADA YG MAMPU MENGGANTIKANNYA!
Aku kehilangannya sungguh2 kehilangannya, jadi seperti inikah rasanya kehilangan?
Sakiiitttt sedih hampa aku bagaikan tak punya harapan, orang yg selalu mensuportku membuatku yakin untuk melangkah, sekarang tidak ada.
Bagaikan memiliki 2kaki aka 2orang tua, ketika yg satu sudah tak berguna aka meninggal maka aku berpikir aku tidak bisa lari lagi, aku akan kesulitan jangankan untuk berlari berjalanpun aku kesulitan.
Aku masih punya lanjutan ceritanya tentang bagaimana rasanya tanpa ayah serta perjuanganku dan ibuku (next time yaa)
Jadi itulah rasanya ditinggalkan, kalian yg masih punya orang tua yg lengkap jangan disia2kan, jangan lawan mereka jangan bentak mereka, nurut dan berbaktilah dan selalu doakan mereka yg terbaik.
Bagi yg kehilangan salahsatu maupun kedua orang tua, i know what u feel. Jangan terpuruk dan tetap semangat! Jangan lupa doakan mereka yg terbaik.
Yg diatas adalah cerita bagaimana ayahku meninggal ya dia ayahku, aku sering menyebutnya BABAH.
Bulan ini beliau genap 9tahun meninggal.
From JULY 2007 - now (JULY 2016)
aku sekalian mohon doanya untuk mengirimkan surat al-fatihah maupun surat lainnya serta doa2 untuk beliau agar beliau ditempatkan ditempat terindah disisi-Nya. Aamiin
Untuk alm H.ROPA'I BIN KARSA al-fatihah!
Thanx 😊
Komentar
Posting Komentar